Heboh! Ketua LAN kecamatan Benai Nyatakan Sikap Dukung Caleg

0

GASPOLNEWS // KECAMATAN BENAI - Banyak dari Tokoh Masyarakat di Kuansing, terkhusus di kecamatan Benai terkadang ragu-ragu untuk menentukan sikap ke salah satu dari Calon Anggota Legislatif pada 14 Februari 2024 dan para Tokoh itu diam seribu bahasa. Takut sendiri menentukan sikap, meskipun pilihan hatinya berkata benar. Padahal, ia seorang tokoh masyarakat Adat dan Tokoh Agama yang sikapnya selalu dinantikan oleh Masyarakat Adat dan Jamaah di Kecamatan Benai.

Akhirnya, Mereka para Tokoh tersebut memilih bergabung dengan "mayoritas" di Kuansing. 

Bahkan, tak peduli soal benar atau salah, yang penting menang dan menjadi bagian dari mayoritas tersebut.

Para Tokoh Masyarakat itu disebut "Kaum abu-abu." Sikap ini dipraktekan oleh sejumlah tokoh di Kabupaten Kuansing, terutama di kecamatan Benai. Ketakutan adalah menjadi alasan sejumlah tokoh Masyarakat untuk berpihak pada "mayoritas" tersebut. 

Nah, Pada akhirnya membuat masyarakat kecamatan Benai gamang dalam menentukan sikap pada Pemilu 2024. Menurut penulis, jika para Tokoh masyarakat kecamatan Benai tidak menentukan sikap politiknya untuk 14 Februari 2024. Maka, masyarakat kecamatan Benai kembali tidak mempunyai wakil rakyat asal kecamatan Benai di Legislatif Kuansing 2024-2029 nanti. 

Tapi tunggu dulu, sikap Tokoh yang satu ini, Drs. Hamdan , MS. MM seolah berbeda daripada para Tokoh lainnya di kecamatan Benai. Ia seolah menjadi penentang 'kaum abu-abu di kecamatan Benai. Ya, sikap Datuak Paduko Jalelo asal Kenegerian Simandolak kecamatan Benai itu, terlihat memang agak sedikit blak-blakan  sejak dulu. 

Seperti beberapa waktu lalu, ia menerima kunjungan Asmet, Calon Anggota Legislatif nomor urut 4 dari Partai Golkar untuk daerah pemilihan dua kabupaten Kuansing, meliputi kecamatan Benai, kecamatan Pangean dan Logas Tanah Darat. Asmet tiba bersama rombongan di rumahnya pagi sekitar pukul 09.00 WIB, pada tanggal 10 Januari 2024. Terlihat Dari penampilan Datuk itu begitu sederhana dan bersahaja memakai peci warna putih abu abu, pakai baju putih dan pakai sarung.

Terkait menentukan sikap pada Pemilu, penulis merujuk dari jejak Datuk Paduko Jalelo pada Pilkada Kuansing 2020 . Drs. Hamdan MS,MM nyatakan sikap dukung pasangan Andi Putra-Suhardiman Amby (ASA).

Nah, pada akhirnya Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), menuntaskan pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara desa atau kelurahan, pada Sabtu, 12 Desember 2020. Hasil rekapitulasi 15 kecamatan tersebut, Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 1, Andi Putra, SH, MH dan Drs. H. Suhardiman Amby. Ak, MM yang disingkat dengan (ASA) berhasil unggul di 11 kecamatan dalam perolehan suara dari dua Paslon lainnya. Artinya, sikap Datuak Paduko Jalelo itu mulai diperhitungkan, baik di Kuansing maupun di kecamatan Benai.

Sikap Ketua Lembaga Adat Nogori (LAN)  kecamatan Benai ini seolah menegaskan pilihan nya, bahwa pilihan seorang Datuk Paduko Jalelo itu hendaknya diikuti oleh masyarakat Adat terkhusus di kecamatan Benai.  Sikap nya menunjukan bahwa pilihannya tersebut jatuh ke Asmet Caleg utusan dari Partai Golkar.

Tentu saja ini membakar emosi para pendukung dari Caleg lainnya. Hujatan dan cacian dari pendukung Caleg lainnya juga menghiasi Warung Warung Kopi di kecamatan Benai dan bahkan ada di sosial media.

Hujatan itu termasuk mungkin dari para tokoh Agama, tokoh adat selevel Datuk Paduko Jolelo itu yang berdiri pada sisi Caleg yang berlawanan dengan Asmet.

Sikap  ini juga menjadi "Pukulan bagi kaum abu-abu" di Kuansing, terutama di kecamatan Benai yang sudah beberapa dekade terakhir tidak memiliki wakil Rakyat  asal kecamatan Benai di Legislatif Kuansing.

Bagi kaum abu-abu, mungkin sikap Datuk Paduko Jalelo ini seolah ketinggalan zaman dan kuno. Dimana, Drs. Hamdan, MS.MM sebagai tokoh panutan Agama dan  masyarakat Adat seharusnya juga bisa seperti mereka "kaum abu-abu" dengan memasang wajah dua. Atau minimal memilih diam serta memisahkan politik dengan Agama serta Adat.

Tapi tidak juga, penulis juga melihat ada seorang Datuk asal Kenegerian Simandolak, yakni ia Junaidi, S.Pd yang bergelar Datuak Muncak ikut men-Caleg kan diri dari Partai Demokrat. Nah, mungkin ini lebih dari sekedar menentukan sikap yang dilakukan oleh Drs. Hamdan MS MM, itu.     Seperti terlihat, Datuk Muncak itu secara individu langsung masuk "Jadi Pemeran Utama Politik Praktis''. Penulis sebut,  " Inyo langsuang jadi Bintang Film India yang Sodiah itu".

Sikap yang menyatukan antara Agama, Adat dan politik sebenarnya mulai terlihat di Kuansing sejak beberapa tahun lalu, seperti yang dirasakan masyarakat Kuansing saat ini, Bupati Kuansing dijabat oleh seorang Datuk Panglimo Dalam, yakni! ia  Drs. Suhardiman Amby. Ak.MM adalah Tokoh Agama Pengurus NU Riau, Tokoh Adat Kuansing dan Tokoh Politik dari Kuansing.

Ketua LAN kecamatan Benai Drs. Hamdan MS MM, itu,"Bahwa LAN Kuansing atau LAN kecamatan ini dibentuk untuk menyatukan para pemangku adat di Kuansing. Sehingga ke depan, ada lembaga yang menjadi media untuk menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi dan kesejahteraan ninik mamak dan cucu kemenakan di Kuansing,"Terang Datuk Kenegerian Simandolak yang bergelar Datuak Paduko Jalelo itu, dengan mata agak sedikit melotot ke penulis.

Drs. Hamdan MS MM menentukan sikapnya untuk pilih Asmet pada Pileg 14 Februari 2024 itu, setelah ia melakukan evaluasi atau reaksi perasaannya. Maka, sikap Ketua Lembaga Adat Nogori (LAN) kecamatan Benai itu muncul perasaan mendukung atau memihak ke Asmet sebagai Calon Anggota Legislatif dari Partai Golkar nomor urut 4 Dapil 2 Kuansing. Harapannya, Asmet menang pada Pilihan Legislatif 14 Februari 2024 nanti.

Terlepas mungkin ada yang berbeda padangan dan sikap politik. Pernyataan dukungan blak-blakan dari Datuk Paduko Jolelo ini patut diacungi jempol. Dalam istilah orang Simandolak "Yo bonar paten dan Yo Bonar Mantap Pilihan Datuk itu".

Sikap Drs. Hamdan MS MM mungkin saja akan jadi "Pukulan Keras" bagi kaum abu-abu di kecamatan Benai, termasuk di Kuansing. Kenapa? Karena banyak yang mengaku religius tapi antipati dengan politik Islam dan takut menentukan sikap.

Penulis: Karta Atmaja (6/2/2024)

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)