GASPOLNEWS.COM // Pekanbaru - PPDB tahun 2024 -2025 lalu memang menjadi ajang untuk meraup keuntungan pribadi dan kelompok yang bertanggungjawab sesuai aturan Permendikbud, hal ini kembali diungkap oleh tim media yang terjun langsung ke SDN 017 Pekanbaru, Jumat, 30 Agustus 2024.
Saat tim awak media mengumpulkan data dan bukti (pulbaket) langsung berkunjung ke SDN 017 Pekanbaru tiba-tiba dari kerumunan ada beberapa ibu-ibu yang coba diwawancarai awak tim perihal adanya tekanan berupa intimidasi dan pungutan oleh pihak sekolah, salah seorang dari orang tua murid yang tak mau disebut namanya mengatakan "sama kami pun disampaikan jika ada kenal atau keluarganya yang wartawan jangan sampai tahu, jika tahu mendingan kalian angkat kaki dari sekolah ini bersama anak kalian, seperti itulah dibilang ke kami pak", ujarnya
Adapun kutipan yang diberlakukan pihak SDN 017 pekanbaru kepada murid yaitu perincian baju seragam kelas I TP. 2024-2025 yaitu;
1. Baju 5 stel Rp. 1.400.000,-/
2. Album Raport Rp. 70.000,-/
3. Buku halus kasar Rp. 80.000,-/
4. Foto Rp. 35.000,-/
5. Sampul buku Rp. 15.000,-/
dengan total yang harus dibayar senilai Rp.1.600.000,-/.
Pantas intimidasi itu terjadi, dimana dari data temuan investigasi bahwa ada bukti tertulis berupa semacam keterangan rincian yang harus dibayar oleh orang tua murid. Dimana seharusnya dari beberapa item rincian tersebut di jadikan ajang bisnis komersil oleh pihak sekolah, yang seharusnya dialokasikan dari penggunaan dana BOS justru mengadakan penjualan untuk mengisi kantong pribadi.
Tak hanya itu saja, bahkan ada bantuan untuk murid yang tidak mampu atau murid yatim senilai Rp.300.000,- , dan itupun tidak direalisasikan, malah pihak sekolah mengalihkan bantuan tersebut dengan alasan untuk buku cetak seharga Rp.360.000,-, ungkap orangtua murid yang tidak mau disebutkan namanya.
"Seharusnya anak saya menerima bantuan 300 ribu itu, ini kok kami malah disuruh menambah 60 ribu?, jelas kami kecewa sama sekolah tu pak", jelasnya
"Untuk biaya hidup sehari-hari saja saya sama ayahnya harus kerja serabutan", tambahnya
Awak tim juga terus menggali mengenai buku LKS (lembar kerja siswa) yang disinyalir dijual atau sengaja dititipkan di salah satu toko rekanan pihak sekolah yang bekerjasama dengan pemasok.
Hal ini pun dikuak berdasarkan wawancara awak tim dengan seorang murid SDN 017 mengatakan "kami beli di fotocopy samping sekolah", ucapnya polos
Saat ditanya kenapa bisa beli disitu, murid tersebut menjawab "disitu dibilang guru belinya",
Berdasarkan analisa investigasi awak tim, pihak SDN 017 pekanbaru telah menjadikan sekolah menjadi ajang untuk meraup keuntungan pribadi dan para pihak.
Tak seharusnya perlakuan pihak sekolah melakukan praktek pungli dan adanya dugaan tekanan kepada orang tua murid seperti itu, apalagi seorang kepala sekolah.
Hal ini tentu saja mencoreng marwah dunia pendidikan oleh ulah oknum kepala sekolah yang arogan dan hanya memikirkan keuntungan semata.
Berdasarkan hal dugaan pungutan liar dan tekanan kepada murid berupa ancaman yang dilakukan oleh pihak sekolah SDN 017 pekanbaru ini jelas adalah pelanggaran dan sudah seharusnya mendapat sanksi tegas bahkan bila perlu dicopot dan dipenjarakan karena telah membuat malu serta mencoreng citra dunia pendidikan yang seharusnya mendidik, membina, membangun serta memajukan generasi anak bangsa dan bukan karena ada kepentingan pribadi demi meraup keuntungan memperdaya diri.
Awak tim juga mencoba mengkonfirmasi temuan ini kepada Plt Kabid SD Dinas Pendidikan kota pekanbaru Sardius S.Pd mengatakan "saya akan telepon buk kepsek sampai no nya aktif ya", tuturnya
Diketahui, nomor telepon kepala sekolah SDN 017 pekanbaru tidak pernah aktif semenjak kunjungan investigasi tim media.
Kuat dugaan bahwa kepala sekolah SDN 017 pekanbaru takut berkomunikasi dan bertemu dengan media karena telah terbukti melakukan pungli dan intimidasi, dan jika memang tidak terbukti demikian kenapa harus takut atau sengaja menghindari kalau media datang berkunjung?, Tegas awak tim dengan nada gerammm!
Awak tim juga semakin curiga diduga ada kerjasama pihak sekolah dan Disdik kota pekanbaru dalam ini Kabid SD Sardius S.Pd.
Sudah beberapa kali perihal adanya pungli dan intimidasi disekolah SDN 017 pekanbaru dipublikasikan, justru Plt Kabid SD Disdik pekanbaru Sardius S.Pd hanya terkesan menjawab santai dalam merespon konfirmasi media.
Jawaban atas konfirmasi pun seperti guyonan jenaka yang tidak selayaknya disampaikan, seperti mengatakan "saya telepon kepsek nya tidak aktif, saya akan telepon sampai no nya aktif", masa jawaban seorang yang membidangi sekolah SD di kota pekanbaru nyeleneh seperti itu?
Setelah menerima keluhan dan informasi dari beberapa ibu-ibu orang tua murid ini, awak tim selanjutnya akan membuat laporan dan akan langsung melaporkan perihal ini ke Dinas Pendidikan dalam wewenangnya dan selanjutnya akan dilaporkan juga ke tim Saber Pungli Polda Riau dan Ombudsman Republik Indonesia.
Tim akan terus mengawal dan mengawasi sampai ada penindakan dari pihak berwenang mengusut dalam menindak para oknum dan pihak-pihak yang telah melakukan pelanggaran di SDN 017 Pekanbaru.
Sampai berita ini diterbitkan, kepala sekolah SDN 017 pekanbaru bu Nanik yang dikonfirmasi melalui nomor pribadi 085278xxxxxx tidak aktif, . (Bersambung)
(TIM)